Header Ads

Tren Dekorasi Natal 2016 dan Makna Sucinya


Saat memasuki Bulan Desember, Anda yang merayakan Hari Natal pastinya sudah mulai disibukkan dengan segala persiapan untuk menyambut kedatangannya. Sebut saja mulai dari merencanakan hidangan saat perayaan hingga urusan mendekorasi rumah.
Mempersiapkan dekorasi jelang Natal memang menyenangkan, selain bisa membuat rumah terlihat cantik, momen mendekor ternyata juga bisa membuat hubungan keluarga kian harmonis, loh!
Bahkan beberapa keluarga juga menjadikan kegiatan dekorasi rumah jelang Natal seperti ini sebagai kegiatan yang wajib dilakukan oleh seluruh anggota keluarga.
Bicara dekorasi, unsur Natal paling umum adalah adanya pohon natal dengan hiasan lampu serta hiasan gantung yang menarik lainnya. Selain itu, tidak ketinggalan dekorasi eksterior seperti pajangan pintu hingga cat dinding rumah yang turut meramaikan perayaan Natal.
Namun, tahukah Anda jika setiap aksesoris Natal memiliki filosofi tertentu? Misalnya pohon Natal berupa Cemara ternyata menunjukkan simbol kesetiaan iman. Atau adanya hiasan lonceng yang menunjukkan sebagai lambang kegembiraan dan kemeriahan kelahiran Yesus.
Dekorasi untuk pohon Natal
Pohon natal sebagai lambang kesetiaan iman ini juga menjadi pewarna kemeriahan di malam Natal. Dan ternyata Jerman menjadi negara yang digadang-gadang sebagai pembuat tradisi ini.
Santo Bonifasius, seorang penyebar agama Kristen di Jerman, disebut sebagai penemu inspirasi pohon Natal setelah bertemu dengan sekompok orang yang memuja pohon oak. Saat pohon tersebut ditebang, ternyata muncul tunas cemara pada akar pohonnya.
Dari kejadian tersebut, stigma sebagai tanda akan kesetiaan mulai muncul dari iman umat Kristiani. Sejak abad ke-15, pohon cemara itu dijadikan sebagai hiasan Natal di Jerman. Berbicara tren dekorasi, seiringnya waktu dekorasi pohon Natal sudah mulai bervariasi. Ada yang masih menggunakan pohon cemara asli, imitasi, atau bahkan ada yang menggunakan jenis pohon lain.

Dekorasi pohon natal dengan konsep warna “Color-pop”. Warna “Color-pop” merupakan konsep pilihan warna yang menarik pandangan untuk tetap fokus pada warna dasar netral seperti hitam dan putih (homebnc.com)

Jika selama ini pohon Natal berwarna hijau, tema lain juga bisa dengan “White Christmas” dimana unsur warna putih menjadi warna utama (topteny.com)

Inspirasi lain menerapkan pohon Natal dengan barang-barang bekas yang disusun menyerupai bentuk pohon (opteny.com)

Selain cemara, pohon natal juga kian unik menggunakan karangan bunga yang disusun menyerupai pohon cemara (opteny.com)

Dekorasi untuk bintang tiga raja dan lonceng.
Hiasan aksesoris selanjutnya adalah bintang dan tiga raja. Lambang tersebut menunjukan ketaatan dan kerendahan hati. Dikisahkan saat Yesus lahir, terdengar hingga ke telinga Tiga Raja Timur. Mereka pun mengikuti sebuah bintang di langit sebagai penunjuk jalan.
Atas ketaatan mengikuti bintang di langit tibalah mereka ke kadang tempat Yesus dilahirkan. Mereka mempersembahkan emas, kemenyan, dan mur kepada Yesus sebagai kerendahan hati mereka.
Lonceng sendiri menjadi simbol kegembiraan dan kemeriahan Natal. Ketika lonceng-lonceng ini dibunyikan, maka kumandangnya menyemarakan seluruh bumi. Tak hanya di hari Natal, saat ini pun lonceng dibunyikan di gereja-gereja pada jam-jam tertentu sebagai tanda dimulainya misa atau perjamuan ekaristi.

Memasang bintang ternyata tidak selalu harus pada pohon Natal, tetapi bisa menjadi aksesoris di meha makan sebagai hiasan lampu (homebnc.com)

Lonceng-lonceng ini juga bisa dijadikan aksesoris lampu pada jamuan makan malam setelah pulang dari gereja (homebnc.com)

Dekorasi krans dedaunan pada pintu
Krans dedaunan atau rangkaian adven ini menunjukkan simbol harapan atau suka cita. Makna adanya simbol ini tertuang pada kisah Katholik dalam masa penantian akan kedatangan Tuhan di hari Natal.
Rangkaian melingkar dimaksudnya sebagai simbol Tuhan yang abadi tanpa awal dan akhir. Jenis-jenis dauh yang dipakai adalah daun-daun evergreen yang senantiasa hijau. Daun-daun evergreen melambangkan Kristus yang mati dan hidup kembali untuk selama-lamanya.
Pada awal masa Adven, sebatang lilin dinyalakan, disusul penyalaan lilin lain masing-masing di minggu berikutnya. Seiring dengan bertambah terangnya lingkaran adven setiap minggu dengan bertambah banyaknya lilin yang dinyalakan, umat Kristiasi diingatkan bahwa kelahiran SangTerang Dunia semakin dekat.

Dekorasi krans dedauan bisa diterapkan pada pintu rumah (topteny.com)

Daun dan pohon kering ini bisa menjadi inspirasi dekorasi untuk meja di rumah Anda (topteny.com)

Warna hijau dan merah juga kerap digunakan sebagai Poinsetta pada hiasan pintu dan meja (topteny.com)

Poinsetta sendiri merupakan lambang berseminya iman dan harapan baru. Maksudnya, Mukjizat yang akan terjadi bagi setiap orang yang percaya. Kuntum bunga poinsetta menjadi simbol berseminya iman dengan lahirnya Sang Juru Selamat.
Santa Klaus dan kaus kaki
Terakhir, adalah aksesoris Santa Klaus dan kaus kaki. Ya, saat Natal kedua aksesoris ini cukup lekat dan tidak tertinggal pada dekorasi Natal.
Santa Klaus dan kaus kaki menjadi dua makan yang berbeda. Santa Klaus mengisahkan seorang bernama Nicholaus yang begitu murah hati membantu orang lain. Apa yang diberika Nicholaus menjadi tradisi pemberia kado pada malam Natal.
Pada malam tersebut kaus kaki digantungkan di pohon terang atau di pintu-pintu. Keesoka pagi, kaus kaki tersebut sudah berisi hadiah yang dianggap sebagai pemberian Santa.

Dekorasi kaos kaki yang sengaja dijuntai pada tempat perapian (homebnc.com)

Sumber: Rumah.com
Comments
0 Comments

No comments

Powered by Blogger.
×
Donasikan