Header Ads

Sejarah GKII Indonesia

GKII Siloam Nanga Merakai - Ketungau Tengah
Dr. R.A. Jaffray sama halnya dengan A.B. Simpson. Keduanya sama-sama keturunan Skotlandia, berkebangsaan Kanada, lahir dan dibesarkan dalam keluarga kristen, anggota Gereja Presbiterian. Keduanya juga sama-sama telah mendapat penglihatan khusus mengenai dunia orang-orang yang belum percaya Yesus dan bertindak berdasarkan penglihatan mereka itu sehingga melalui pelayanan mereka, di kemudian hari beribu-ribu orang bertobat dan menerima Yesus Kristus sebagai Juruselamatnya.

Ketika masih muda, R.A. Jaffray pernah mendengar Simpson berkhotbah, dan saat itu juga Jaffray menyerahkan dirinya untuk siap pergi, melayani di luar negeri sebagai misionari (utusan injil). Kemudian Jaffray masuk Sekolah Alkitab Simpson dan setelah tamat serta mendapat pengalaman menggembalakan Jemaat, Jaffray memutuskan untuk memulai pelayanannya sebagai Misionari (Utusan Injil).

Surat Kabar GLOBE di Toronto Kanada, melaporkan upacara pelantikan dan penahbisan yang diadakan pada tanggal 20 Januari 1896 sebagai berikut:
”Dr. Albert Benyamin Simpson dari New York telah mengambil bagian dalam kebaktian penahbisan dan pelantikan Robert Alexander Jaffray. Ia yang memimpin doa untuk utusan Injil yang akan pergi ke negeri Tiongkok ini. Suasana khdmat meliputi Bethel Chapel, Toronto, ketika tujuh orang Badan Pengurus Jemaat itu menunmpangkan tangan ke atas kepala duta Allah yang masih muda ini. Dengan kesungguhan hati Simpson menyerahkan Jaffray kepada Allah untuk pelayanan suci sebagai pendeta yang akan menggembalakan umatNya. Tidak sedikit di antara orang-orang yang hadir itu mengaminkan permohonan doa Simpson atas Jaffray, agar Tuhan memakai Jaffray bukan hanya untuk memenangkan pribadi-pribadi, tetapi juga bangsa-bangsa, bagi Kristus.”

Allah menjawab doa yang disampaikan oleh A.B. Simpson, pendiri C&MA ini melalui pelayanan yang dilaksanakan oleh Robert Alexander Jaffray, di kemudian hari.
Sejak dilantik menjadi utusan Injil pada tahun 1896, R.A. Jaffray melayani di Tiongkok Selatan selama kurang lebih 32 tahun;  Jaffray mendirikan Chinese Foreign Mission Union (CFMU); berhasil menanam Gereja; membangun sekolah Alkitab yang berpusat di Wuchouw dan membangun lembaga penerbitan khususnya untuk komunitas yang berbahasa Kanton (Cantonese). R.A. Jaffray mulai perjalanannya ke Indonesia (kepulauan Hindia Belanda) dan menjejakkan kakinya di Borneo (Kalimantan) pada tanggal 10 Februari 1928. Inilah perjalanan pertama Jaffray ke Indonesia untuk mengadakan Survey sekaligus memberitakan Injil.

Setelah kembali ke Tiongkok Selatan, maka untuk mewujudkan kerinduan Jaffray akan pelayanan dan tuaian yang sangat besar di Indonesia, terutama pelayanan yang diawalinya di Kalimantan – kota Samarinda dan Balikpapan dan sambil menunggu kedatangan para utusan C&MA yang sedang disiapkan di Amerika dan Kanada,  maka pada bulan Februari 1929, Jaffray membawa dua hamba Tuhan yang diutus oleh CFMU, suatu organisasi penginjilan yang didirikan oleh Jaffray di Tiongkok Selatan yaitu: Yason S. Linn dan Paul R. Lenn – mereka adalah tamatan dari Wuchow Bible School – untuk membantu pelayanan yang dimulainya di kalangan orang Tionghoa di Kalimantan Timur dan kota Makassar, Sulawesi Selatan.

Pada bulan Juni 1929, R.A. Jaffray pergi ke Saigon, Vietnam untuk menyambut kedatangan rombongan pertama utusan C&MA yang dikirim dari Amerika dan Kanada ke Indonesia. Pada tanggal 29 Juni 1929, rombongan yang terdiri dari: George dan Anna Fisk, Wesley dan Ruby Brillserta David Clench – tiba di Surabaya, Jawa Timur.  Tak seorang pun yang menduga bahwa di kemudian hari betapa luasnya pekerjaan Tuhan yang dimulai oleh C&MA di Indonesia.

Setibanya di Surabaya, Jaffray yang fasih berbahasa Mandarin ini langsung mengadakan kontak dengan orang-orang Tionghoa. Keesokan harinya mereka mendapat kesempatan untuk melayani dalam kebaktian penginjilan di salah satu gereja Tionghoa (kemungkinan besar gereja inilah yang mendesak Jaffray untuk meminta agar dikirim seorang utusan injil. Penginjil T.H. Loh, lulusan Sekolah Alkitab Wuchow, dikirim dan menjadi CFMU/C&MA pertama ke pulau Jawa – menggembalakan jemaat Kanton di Surabaya itu).  Menurut catatan Jaffray, waktu kebaktian penginjilan dilaksanakan, ada enam (6) pria yang menyerahkan diri untuk didoakan. Itulah buah sulung dari suatu panen besar yang nantinya akan dituai di beberapa tempat di Indonesia.

Tanggal 1 Juli 1929, Jaffray dan rombongan dari C&MA, berangkat ke Batavia (sekarang Jakarta) dengan kendaraan darat. Tanggal 4 Juli 1929 – Jaffray mengunjungi pejabat pemerintah Belanda di Jakarta. Jaffray menulis hasil kunjungannya sebagai berikut:
”wawancara kami dengan Konsul Zending (Kepala Dewan Pengutusan Injil) berjalan dengan lancar. Kami mengajukan permohonan agar diberi izin untuk melayani di Kalimantan dan Lombok (NTB). Kami sungguh mengucap syukur kepada Allah atas kerja sama yang baik dari Pemerintah Belanda. Seandainya mereka tidak mau memberi izin, secara manusia kami tidak dapat berbuat apa-apa di Indonesia.” 

Sekembalinya ke Surabaya, para utusan Injil C&MA tersebut berpisah untuk memulai pelayanan masing-masing. Tanggal 19 Juli 1929 – David Clench berangkat ke Balikpapan, Kalimantan Timur; keluarga Wesley Brill ke Lombok, NTB; dan keluarga George Fisk ke Tarakan, Kalimantan Timur.  Sedangkan R.A. Jaffray sendiri kembali ke Tiongkok Selatan.

R.A. Jaffray menyadari bahwa pelayanan C&MA di Indonesia tidak dapat berkembang hanya dengan diawasi dari jauh. Karena itu, Jaffray memutuskan untuk menetap di Indonesia. Keputusan ini, pada awalnya tidak mendapat dukungan dari C&MA, disebabkan karena C&MA yang berpusat di Amerika Serikat pada waktu itu sedang mengalami krisis finansial atau yang dikenal dengan Great Depression, dan mereka hanya merestui pembukaan pelayanan di Indonesia, namun tidak menjanjikan dukungan apapun. Visi Jaffray untuk Indonesia sudah bulat yaitu MENJANGKAU INDONESIA melalui Penginjilan, Pendidikan dan Penerbitan.


Untuk menetapkan pusat pelayanan yang tepat, Jaffray segera mempelajari peta. Ia melihat bahwa kota pelabuhan Makassar sangat strategis secara geografis. Jaffray membayangkan kota itu seperti sebuah poros roda yang jari-jarinya kelak memancarkan terang Injil ke seluruh pelosok nusantara atau tanah air Indonesia. Akhirnya, pada bulan September 1930, Jaffray pindah ke Makassar dan menetapkan Makassar sebagai Pusat C&MA atau KEMAH INJIL yang pertama. Kantornya di rumah kediaman Jaffray sendiri, di Jalan Daeng Tompo No. 8. Di tempat inilah Jaffray meletakan fondasi dan mengembangkan ”sayap Injil” – ke seluruh Indonesia – dari Sabang di Sumatera sebelah barat sampai ke Merauke di Irian Jaya (Papua) sebelah timur.

Sumber GKII Pusat
Comments
0 Comments

No comments

Powered by Blogger.
×
Donasikan